Ketapang (Kemenag Kalbar) – Pada hari ketiga pelaksanaan Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) di MAN 1 Ketapang, Pengawas Madrasah Nurhidayat memberikan materi dengan tema “Moderasi Beragama”. Kegiatan yang berlangsung di aula MAN 1 Ketapang ini diikuti oleh siswa-siswi baru tahun ajaran 2024-2025, serta para guru dan panitia.
Nurhidayat memulai materinya dengan menjelaskan konsep dasar moderasi beragama. "Moderasi beragama adalah sikap tengah-tengah dalam beragama, tidak ekstrem ke kiri atau ke kanan. Ini adalah sikap yang sangat penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, terutama di lingkungan madrasah," ujar Nurhidayat. Ia menekankan bahwa moderasi beragama adalah salah satu nilai penting yang harus dimiliki oleh setiap siswa madrasah.
Dalam penjelasannya, Nurhidayat menguraikan berbagai aspek moderasi beragama yang meliputi toleransi, penghargaan terhadap perbedaan, dan sikap saling menghormati. "Di madrasah, kita belajar untuk hidup berdampingan dengan damai, menghargai perbedaan, dan memperkuat persatuan. Moderasi beragama mengajarkan kita untuk selalu bersikap bijak dan tidak mudah terprovokasi," tambahnya.
Nurhidayat juga membahas tentang pentingnya moderasi beragama dalam konteks global. "Di era globalisasi ini, kita akan banyak berinteraksi dengan orang-orang dari berbagai latar belakang agama dan budaya. Moderasi beragama membantu kita untuk berkomunikasi dan bekerja sama dengan baik, tanpa kehilangan identitas kita sebagai umat beragama," jelasnya. Ia juga menekankan pentingnya memahami dan menghargai keberagaman sebagai bagian dari kehidupan beragama yang sehat.
Para siswa baru MAN 1 Ketapang terlihat antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh Nurhidayat. Mereka diajak untuk berdiskusi dan berbagi pandangan tentang bagaimana menerapkan moderasi beragama dalam kehidupan sehari-hari. "Sikap moderat dalam beragama bukan berarti kita mengurangi iman kita, tetapi justru memperkuatnya dengan cara yang lebih inklusif dan penuh kasih sayang," kata Nurhidayat.
Selain itu, Nurhidayat juga memberikan contoh-contoh nyata tentang penerapan moderasi beragama di berbagai situasi. Ia mengajak siswa untuk selalu berpikir kritis dan bijaksana dalam menghadapi isu-isu keagamaan yang seringkali memicu perpecahan. "Mari kita menjadi agen perdamaian dan toleransi di lingkungan kita. Mulailah dari hal-hal kecil seperti menghargai teman yang berbeda keyakinan," ungkapnya.
Guru dan panitia yang hadir dalam sesi tersebut sangat mendukung materi yang disampaikan oleh Nurhidayat. Mereka berkomitmen untuk terus mengajarkan nilai-nilai moderasi beragama kepada siswa dan menciptakan lingkungan belajar yang harmonis. "Moderasi beragama adalah kunci untuk menciptakan madrasah yang damai dan penuh rasa persaudaraan," ujar salah satu guru.
Di akhir sesinya, Nurhidayat memberikan pesan motivasi kepada seluruh siswa baru. Ia mengajak mereka untuk selalu menjaga sikap moderat dalam beragama dan menjadi teladan bagi teman-teman mereka. "Kalian adalah generasi penerus yang akan membawa perubahan positif. Jadilah duta moderasi beragama di mana pun kalian berada," pesan Nurhidayat.(TSB)

