Kepala Madrasah beserta guru-guru dari MAN 1 Ketapang turut berpartisipasi dalam kegiatan Launching Batik Kerja ASN Kemenag Kalbar dengan motif Tidayu yang diselenggarakan oleh Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat. Acara yang digelar pada tanggal 30 Juli 2024 ini menjadi momen bersejarah bagi madrasah tersebut, yang berkomitmen mendukung pelestarian budaya dan kearifan lokal.
Acara ini dihadiri oleh sejumlah pejabat Kementerian Agama, tokoh masyarakat, serta para pendidik dari berbagai madrasah. Kepala MAN 1 Ketapang, Chaidir, hadir bersama beberapa guru, di antaranya Amila, Iche Euis Hariering dan Syaifuddin. Kehadiran mereka menunjukkan dukungan penuh terhadap upaya memperkenalkan dan melestarikan motif batik yang mengusung tema kearifan lokal Dayak, Tionghoa, dan Melayu, yang disingkat menjadi Tidayu.
Chaidir menyampaikan pentingnya kegiatan ini dalam rangka memperkuat identitas budaya lokal di tengah arus globalisasi. "Batik Tidayu tidak hanya menjadi simbol keberagaman budaya di Kalimantan Barat, tetapi juga sebagai sarana pendidikan bagi generasi muda untuk lebih mencintai dan melestarikan warisan budaya," ujarnya.
Acara launching tersebut juga diisi dengan pameran karya batik hasil karya perajin lokal. Guru-guru MAN 1 Ketapang tampak antusias mengikuti kegiatan launching tersebut. Selain itu, kegiatan ini juga menjadi ajang untuk mempererat hubungan antar madrasah dan masyarakat sekitar. Kehadiran tokoh-tokoh masyarakat dan pejabat Kementerian Agama menjadi sarana komunikasi yang efektif untuk memperkenalkan program-program madrasah yang berkaitan dengan kebudayaan dan pendidikan karakter.
Amila, salah satu guru yang hadir, mengungkapkan kegembiraannya dapat berpartisipasi dalam acara tersebut. "Ini adalah pengalaman yang sangat berharga. Kami bisa belajar banyak tentang proses kreatif di balik pembuatan batik, serta memperdalam pengetahuan tentang budaya lokal," katanya.
Kegiatan ini juga mendapatkan apresiasi positif dari peserta lain. Beberapa kepala madrasah dari wilayah lain bahkan tertarik untuk mengadopsi motif Batik Tidayu sebagai seragam resmi bagi para guru. Hal ini menunjukkan bahwa Batik Tidayu tidak hanya memiliki nilai estetika yang tinggi, tetapi juga nilai edukatif dan identitas budaya yang kuat.
Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Kalimantan Barat, Muhajirin Yanis menyatakan bahwa peluncuran Batik Kerja ASN Kemenag Kalbar merupakan bagian dari program besar untuk memperkuat identitas budaya lokal di madrasah. "Kami berharap, melalui kegiatan seperti ini, siswa-siswi madrasah dapat lebih mengenal dan mencintai budaya lokal, serta menjadikannya sebagai bagian dari identitas mereka," ucapnya.
Dengan suksesnya acara launching ini, MAN 1 Ketapang berencana untuk menjadikan Batik Tidayu sebagai seragam kerja guru. "Kami ingin siswa-siswi kami tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga memiliki pengetahuan dan keterampilan budaya yang kaya," tambah Chaidir.
Kegiatan launching Batik Kerja ASN Kemenag Kalbar diakhiri dengan pertunjukan seni dan budaya dari berbagai etnis yang ada di Kalimantan Barat. Hal ini semakin menegaskan keberagaman dan kekayaan budaya yang dimiliki Kalimantan Barat. Bagi MAN 1 Ketapang, kegiatan ini menjadi awal dari komitmen untuk terus mendukung dan melestarikan budaya lokal, serta mendidik siswa-siswi untuk menjadi generasi yang berkarakter dan berbudaya.

